I-Punya
this site the web

Ketika Air Mata Sedingin Salju

 
K*eheningan mengikat kalbu dalam jemu
E*mosi pun tiada letupannya dikurung semu
T*erlalu lama duduk diam tanpa datang tamu
I*nikah satu-satunya kawan yang mesti ku         jamu
K*esendirian yang tak lelah mengganti bayangmu
A*ntara ruang hampa tempat terakhir ku bertemu

 
 
A*irmataku tak lagi mengalir dilengkung wajah
I*risan kepedihan ini memaksanya tetap singgah
R*esapkan lebih dalam rindu, berbunga resah
M*aka sekalipun jatuh, rinainya serupa bongkah
A*pabila menengadah butir beku diatasnya tertumpah
T*iap tetesnya jadi dingin sebab tak pernah terjamah
A*dapun, hanya sedikit mencair disela raga nan lemah



S*eolah menyentuh utuh salju saat indera meraba duka
E*ntah, selaksa pagi tak jua bersemi dipenghujung luka
D*iantara malam, tak tersisa kecuali lembar prasangka
I*lusi kelam yang teramat pekat, bawakan perih tak terseka
N*amun, keraguan di ulu hatipun juga kesia-siaan belaka
G*aris hidup terkait, nyatanya bukan untuk direka-reka
I*rama sendu terdengar bukan sebagai refleksi atas murka
N*antikan saja, batas penghabisan terindah-Nya terbuka



S*ebentuk bahagia pergi bukan sepenuhnya menghilang
A*kan ada saat baginya tuk kembali meniti arah pulang
L*uruh seluruh penat akan gelap seiring fajar mejelang
J*auh terkubur dibawah pijakan senyum yang bertandang
U*rung menutup harap sebelum birunya langit terbentang



"Senantiasa menanti, hadirnya kebahagiaan sejati"

0 komentar:

Posting Komentar